Garis Edar ( Matahari Dan Bulan Di Dalam AL-QUR'AN )

                                                                                         
 

garis edarTatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur'an, ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
"Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya." (Al Qur'an, 21:33)
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:
"Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." (Al Qur'an, 36:38)
Fakta-fakta yang disampaikan dalam Al Qur'an ini telah ditemukan melalui pengamatan astronomis di zaman kita. Menurut perhitungan para ahli astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan luar biasa yang mencapai 720 ribu km per jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solar Apex. Ini berarti matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya, semua bintang di alam semesta berada dalam suatu gerakan serupa yang terencana.
Keseluruhan alam semesta yang dipenuhi oleh lintasan dan garis edar seperti ini, dinyatakan dalam Al Qur'an sebagai berikut:
"Demi langit yang mempunyai jalan-jalan." (Al Qur'an, 51:7)
Terdapat sekitar 200 milyar galaksi di alam semesta yang masing-masing terdiri dari hampir 200 bintang. Sebagian besar bintang-bintang ini mempunyai planet, dan sebagian besar planet-planet ini mempunyai bulan. Semua benda langit tersebut bergerak dalam garis peredaran yang diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama jutaan tahun, masing-masing seolah "berenang" sepanjang garis edarnya dalam keserasian dan keteraturan yang sempurna bersama dengan yang lain. Selain itu, sejumlah komet juga bergerak bersama sepanjang garis edar yang ditetapkan baginya.
Garis edar di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa. Galaksi-galaksi pun berjalan pada kecepatan luar biasa dalam suatu garis peredaran yang terhitung dan terencana. Selama pergerakan ini, tak satupun dari benda-benda angkasa ini memotong lintasan yang lain, atau bertabrakan dengan lainnya. Bahkan, telah teramati bahwa sejumlah galaksi berpapasan satu sama lain tanpa satu pun dari bagian-bagiannya saling bersentuhan.
Dapat dipastikan bahwa pada saat Al Qur'an diturunkan, manusia tidak memiliki teleskop masa kini ataupun teknologi canggih untuk mengamati ruang angkasa berjarak jutaan kilometer, tidak pula pengetahuan fisika ataupun astronomi modern. Karenanya, saat itu tidaklah mungkin untuk mengatakan secara ilmiah bahwa ruang angkasa "dipenuhi lintasan dan garis edar" sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Akan tetapi, hal ini dinyatakan secara terbuka kepada kita dalam Al Qur'an yang diturunkan pada saat itu: karena Al Qur'an adalah firman Allah.




dikutp dari: http://www.keajaibanalquran.com/astronomy_orbits.html

Susunan AL-QUR'AN

SUSUNANNYA DARI ALLAH TA'ALA
alquranBahwa susunan ayat-ayat dan surat-surat dalam al-Qur'an seperti yang sekarang ini ada adalah susunan yang dibuat oleh nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wassalam yang mendapat mandat dan pengawasan dari Allah  melalui malaikat Jibril. Bukan atas kesepakatan para sahabat atau umat Islam.

Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. QS.75:17

Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. QS. 75:18

Bila Malaikat jibril membacakan wahyu dari Allah Ta'ala maka nabi Muhammad diperintah mendengarkannya dan bila Malaikat Jibril telah selesai membacakannya maka nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wassalam diperintah untuk mengikuti bacaan sesuai yang dibacakan malaikat Jibril .

Malaikat Jibril setiap tahun pada bulan Ramadhan datang menemui nabi untuk menjaga bacaan dan susunan al-Qur'an :
Fatimah berkata :Nabi Muhammad memberitahukan kepadaku secara rahasia, Malaikat Jibril hadir membacakan al-Qur'an padaku dan saya membacakannya sekali setahun, hanya tahun ini ia membacakan seluruh isi kandungan al-Qur'an selama dua kali. Saya tidak berpikir lain kecuali, rasanya, masa kematian sudah semakin dekat.( HR. Bukhari bab Fada'il al-Qur'an)

Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa nabi Muhammadshallallahu 'alaihi wassalam  berjumpa dengan malaikat Jibril setiap malam selama bulan Ramadhan hingga akhir bulan, masing-masing membaca al-Qur'an silih berganti. HR. Bukhari bab shaum

Hadith - hadith diatas dan beberapa hadith yang lainnya memberikan gambaran bahwa sistem bacaan antara nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wassalam dengan malaikat Jibril adalah menggunakan sistem Mu'arada yaitu malaikat Jibril membaca satu kali dan nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wassalam mendengarkannya begitu pula sebaliknya.

Dengan sistem tersebut yang secara periodik dilakukan setiap bulan Ramadhan, memberikan jaminan bahwa susunan al-Qur'an yang sampai kepada umat Islam di seluruh dunia hingga saat ini adalah susunan yang sesuai dengan susunan yang Allah kehendaki.

SUSUNANNYA UNIK, ITULAH KETERATURANNYA.
Kata orang-orang Orientalis dan orang-orang non-muslim, al-Qur'an susunannya tidak beraturan, tidak berdasarkan urutan waktu turunnya, tidak berdasarkan panjang pendeknya surat, tidak berdasarkan tempat turunnya dan tidak pula berdasarkan pokok bahasan. Semua anggapan itu benar adanya, memang tidak atas dasar itu semua, susunan al-Qur'an atas dasar apa yang tahu hanya yang membuat al-Qur'an yaitu Allah Ta'ala.

Namun, susunan yang dikatakan tidak beraturan tersebut, bagi yang mengkaji al-Qur'an justru akan menjumpai kemudahan-kemudahan menjadikan al-Qur'an sebagai tuntunan hidup, coba saja simak dengan hati yang jujur, ustadz-ustadz yang berdakwa jarang sekali yang membawa al-Qur'an, mereka dengan mudahnya menunjukkan ayat-ayat yang sesuai dengan pokok bahasan. Bila ada orang yang bertanya tentang sebuah masalah, seorang ustadz dengan mudahnya menunjukkan dalilnya dari al-Qur'an, inilah rahasia susunan al-Qur'an yang dibilang oleh orang-orang mereka tidak beraturan.

Satu lagi mukjizat dari al-Qur'an yang dibilang tidak beraturan tersebut, berjuta-juta manusia dengan mudahnya menghafal al-Qur-'an, baik tua, muda, laki-laki, perempuan, anak-anak, orang Arab ataupun orang Indonesia, bahkan orang China sekalipun yang mempunyai struktur bahasa sangat berbeda dengan bahasa Arab, bukankah ini mukjizat al-Qur'an yang menurut penilaian manusia tidak beraturan, bukankah yang tidak beraturan akan sulit dihafal ?, tetapi al-Qur'an mudah sekali dihafal, itu artinya al-Qur'an sangat beraturan susunannya, hanya manusialah yang tidak mempunyai ilmu mengetahui keteraturan al-Qur'an.

Tetapi pertanyaan bisa kita kembalikan kepada orang-orang Orientalis dan orang-orang non-muslim, mengapa tidak seorangpun dari mereka yang hafal kitab mereka yang mereka aku-aku disusun secara beraturan ?

Tentu setiap orang bila tanya mana yang lebih mudah dihafalkan, apakah kalimat yang disusun secara beraturan atau kalimat yang disusun acak tidak beraturan, tentu setiap orang akan menjawab tentu akan mudah meng-hafal kalimat yang disusun beraturan, kalau memang jawabannya demikian berarti al-Qur'an telah disusun dengan beraturan, terbukti al-Qur'an telah dihafal oleh jutaan manusia dari dulu hingga sekarang, dari Arab sampai ke China. Tetapi kita tidak mendapati seorangpun yang hafal Bible dari dulu hingga sekarang dari Israel hingga Indonesia.

Satu lagi bukti, bahwa keunikan al-Qur'an adalah sebuah mukjizat, apakah ada orang yang berhasil memalsukan al-Qur'an, padahal kalau al-Qur'an susunannya dibilang tidak beraturan, tentunya orang akan lebih mudah menyisipkan satu kata ke dalam al-Qur'an, tetapi ternyata semua tidak ada yang berhasil, baik orang-orang Orientalis maupun orang-orang Indonesia seperti yang pernah terjadi di Padang dan di Jogja.


BUMI SEBAGAI ANALOGI
Bila kita cermati bumi yang kita tempati ini, di mana-mana ada gunung, laut, daratan, hutan, danau, emas, batu-bara, mangga, apel, jeruk, durian dan lain sebagainya.

Kalau hukum keteraturan seperti yang diinginkan oleh orang-orang Orientalis dan orang-orang non-muslim, maka susunan gunung, daratan, lautan, danau, buah-buahan, hewan yang ada di bumi dapat dikatakan semrawut tidak terkelompokkan.

Padahal susunan bumi yang seperti itulah yang menjadikan kehidupan di bumi ini harmonis dan seimbang baik secara geografis maupun secara ekosistem.

Bisa anda bayangkan andaikata bumi ini diciptakan dengan susunan menurut otaknya orang-orang Orientalis di mana gunung-gunung ditempatkan di satu tempat, lautan mengumpul di tempat yang lainnya, daratan ditempat yang lain lagi, maka bumi ini akan berhenti berputar karena kehilangan keseimbangannya. Bukankah ketidakteraturan susunan gunung-gunung, lautan, daratan, lembah itulah yang justru menjadikan bumi berputar?.

Bukankah adanya buah-buahan, hewan, ikan dan lain sebagainya diseluruh belahan bumi ini menjadikan kehidupan dunia ini seimbang dan harmonis, bisa anda bayangkan andaikan di Indonesia ini tumbuh buah durian saja, di Thailand tumbuh beras saja, di Australia tumbuh gandum saja, di Amerika yang ada batu bara saja tidak ada hewan, buah-buahan dan air, maka tidak ada lagi keseimbangan dalam kehidupan di bumi ini.

Seperti yang pernah terjadi pada kaumnya nabi Musa alaihisalam, di mana mereka tidak bisa tahan dengan satu makanan saja :

Dan (ingatlah), ketika kamu berkata:"Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Rabbmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu: sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merah-nya". QS. 2:61

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengi-saran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. QS. 2:164

Begitulah Allah menciptakan bumi yang harmonis yang tumbuh buah-buahan dan menyebarkan bermacam-macam hewan di seluruh belahan bumi ini sehingga tercipta keharmonisan dan keseimbangan.

Seperti itu juga al-Qur'an disusun, ada kisah nabi Adam pada surat Ali Imran, Al-Mai-dah, al-A'raaf dan seterusnya, begitu juga tentang ayat-ayat aklaq, akidah, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya menyebar di beberapa surat. Hanya Allah yang mengetahui secara persi letak keteraturan dan keharmonisan al-Qur'an.

Pada halaman empat terdapat dua contoh penempatan ayat yang sepintas nampak tidak teratur tetapi setelah dikaji justru penempatan tersebut sangat mengagumkan.

CONTOH-CONTOH RAHASIA PENEMPATAN AYAT-AYAT AL-QUR'AN
Mari kita ambil satu contoh ayat dan penempatannya :

Kitab (al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, QS.2:2

Allah menegaskan pada awal-awal al-Qur'an dengan menyebut bahwa Al-Qur'an adalah kitab yang tidak ada keraguan sedikitpun di dalamnya, padahal Allah Subhana wata'ala bisa saja menyebutkan al-Qur'an sebagai kitab yang Agung, Mulya dan lain sebagainya pada awal-awal al-Qur'an.

Hal ini sebagai jaminan dari Allah dan jaminan harus diletakkan pertama kali agar orang-orang yang ingin mempelajari kandungan al-Qur'an lebih jauh mempunyai keyakinan bahwa al-Qur'an adalah kitab yang isinya tidak ada keragu-raguan sedikitpun, jaminan ini diperlukan karena al-Qur'an adalah kitab petunjuk yang tentunya tidak boleh ada keraguan sedikitpun dalam petunjuk tersebut.

Mari kita ambil lagi susunan ayat yang oleh orang-orang Orientalis dan orang-orang non-muslim dibilang tidak beraturan :
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, yang diterkam binatang buas, kecuali yang sem-pat kamu menyembelihnya, dan (diharam-kan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (di-haramkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah ke-fasikan. 
 
Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. 
 
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu. 

Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa,sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS. 5:3


Wahyu-wahyu tersebut tersusun dalam satu ayat, namun wahyu-wahyu tersebut tidak turun dalam waktu yang bersamaan, paragraf ketiga adalah wahyu yang turun terakhir, sementara paragrap pertama, kedua dan ke empat turun jauh sebelumnya.

Menurut orang-orang Orintalis dan orang-orang non-muslim susunan tersebut amburadul, lihat saja dari paragraf pertama yang bicara soal halal haram langsung loncat ke masalah tidak boleh takut kepada orang-orang kafir pada paragraf kedua, lalu disusul tentang kesempurnaan agama dan nikmat lalu loncat ke masalah makanan.

Sepintas sepertinya benar tuduhan mereka tentang ketidak-teraturan susunan al-Qur'an, tetapi justru susunan tersebut sangat teratur dan harmonis, lihat keteraturan ayat tersebut berikut ini :

Bahwa nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wassalam diutus untuk memperbaiki aklaq manusia di mana mereka saat itu salah satunya adalah terbiasa memakan bangkai, mence-kik hewan untuk dimakan supaya nikmat karena ada darahnya, mengundi nasib, seperti paragrap pertama.

Terhadap misi Rasulullah tersebut orang-orang kafir berusaha menghalang-halangi, lalu Allah memberikan kemenangan atas Rasulullah sehingga orang-orang kafir berputus asa untuk menghalangi misi Rasulullah tersebut, seperti paragraf kedua.

Atas kemenangan tersebut Allah Subhana wata'ala menurunkan wahyu -wahyu yang terakhir kali turun- bahwa telah sempurna agama dan nikmat yang Allah berikan seperti yang termuat dalam paragraf ketiga,

Kemudian dalam paragraf ke empat di terangkan bila karena syariat Allah Ta'ala (hukum halal-Haram) orang menjadi kelaparan dan memakan yang haram karena terpaksa maka Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.


Bukankah susunan seperti itu adalah susunan seperti gunung-gunung, daratan, lautan, hutan yang menyebar di seluruh permukaan bumi, yang terkesan tidak teratur tetapi sejatinya harmonis dan seimbang.

Bukankah susunan ayat tersebut terkesan tidak teratur tetapi sejatinya sangat sempurna dan mengagumkan susunannya sebagai petunjuk hidup ?, seperti itu juga ayat-ayat lainnya di susun pada tempat dan urutan yang sangat tepat.

Semoga tulisan ini dapat menambah keimanan kita akan kemurnian Al-Qur'an. Amin.



dikutop dari: http://www.facebook.com/notes/kembang-anggrek/apakah-al-quran-tidak-berurutan-/10150433312845570

TEROMPET YANG AKAN DITIUP MALAIKAT ISRAFIL

TEROMPET YANG AKAN DITIUP MALAIKAT ISRAFIL

 

unihornSetelah penulis ajak pembaca berjalan-berjalan di ruang angkasa dari satu planet ke planet yang lain dan dari satu benda angkasa ke benda angkasa yang lain dan juga telah ditunjukkan betapa besarnya alam semesta ciptaan Allah ini, selanjutnya penulis ajak untuk merenungkan seberapa besar terompet yang akan ditiup oleh Malaikat Israfil. Sebelum mengkaji seberapa besar terompet yang akan ditiup Malaikat Israfil, terlebih dahulu marilah kita bahas apa makna terompet yang disebutkan pada beberapa ayat Al Qur’an? Dalam sejarah manusia khususnya jaman kerajaan, terompet sering digunakan sebagai alat untuk pengumuman tentang sesuatu hal dari Sang Raja atau juga untuk memberikan tanda bahwa para pengawal kerajaan untuk berkumpul. Demikian juga Kerajaan Allah yang meliputi seluruh alam semesta dan ciptaannya. Ketika Hari Akhir saatnya tiba, maka terompet akan ditiup oleh Malaikat Israfil untuk pertama kalinya. Kemudian ketika Allah akan mengumpulkan dan menghidupkan kembali seluruh manusia untuk menghadapi pengadilan Allah, terompet juga ditiup untuk kedua kalinya.
Para ilmuan tidak ada habis-habisnya meneliti dan memikirkan keberadaan alam semesta ini, dari mengamati bumi beserta isinya termasuk diri manusia itu sendiri, sampai benda-benda di luar angkasa bahkan sampai memprediksi bentuk alam semesta ciptaan Allah ini. Gambar-gambar yang dapat dilihat pada www.rense.com/general72/size.htm hanyalah merupakan bagian kecil dari benda-benda yang ada di alam semesta ini yang berhasil diamati manusia. Semua benda-benda tersebut tentunya berada dalam suatu ruang yang disebut alam semesta yang diasumsikan oleh para ilmuan ada batasnya. Berkaitan dengan hal ini, para ilmuan mencoba memprediksi bentuk alam semesta melalui pengamatan atau data-data yang dikumpulkan dengan peralatan canggih yang ada.  
Pada awalnya para ilmuan memprediksi bahwa bentuk alam semesta ini adalah datar atau “flat”.  Kemudian ilmuan dari Inggris memprediksi lagi bahwa bentuk alam semesta adalah seperti bola sepak. Prediksi bentuk alam semesta seperti bola sepak sebenarnya sebuah perkiraan yang bagus sebagai bagian dari teori alam semesta yang terbatas (finite universe theory). Akan tetapi berdasarkan data-data terbaru khususnya tentang “background radiation” yang dikumpulkan para ilmuan tidak mendukung prediksi tersebut teori tersebut. Dengan data-data terbaru yang dikumpulkan oleh sebuah alat milik NASA bernama “Wilkinson Microwave Anisotropy Prob (WMAP)” Profesor Frank Steiner dari Universitas Ulm, Jerman, yang memimpin sekelompok ilmuan mengajukan bentuk alam semesta yang sungguh mengejutkan. Profesor Steiner dan kelompoknya mengklaim bahwa alam semesta berbentuk seperti terompet. Bentuk ini cocok dengan hasil observasi (data yang dikumpulkan). Pada ujung depan terompet merupakan bagian alam semesta yang dapat diobservasi manusia (observable) dan semakin ke ujung belakang dari terompet tersebut adalah bagian alam semesta yang tidak bisa diamati (unobservable). (Lihat Gambar). Sekarang marilah kita tengok salah satu ayat Al-Qur’an yang menyebutkan tentang terompet, misalnya QS An-Naml ayat 87: “Dan pada hari (ketika) TEROMPET ditiup, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri” (QS 27:87). 
Apa yang bisa kita tafsirkan dari ayat tersebut? Jika hasil temuan para ilmuan tersebut kita gunakan sebagai dasar untuk menafsirkan ayat tersebut, maka yang dimaksud terompet adalah alam semesta ini yang bentuknya menyerupai terompet. Jadi ketika terompet (baca alam semesta dan seluruh isinya) ditiup oleh Malaikat Israfil untuk pertama kalinya maka saat itulah “timing” dari berakhirnya kehidupan manusia dan hancurnya alam yang fana ini atau yang disebut sebagai Hari Akhir. Dalam beberapa ayat lain, terompet ini akan ditiup untuk yang kedua kalinya yang menandai dibangkitkannya manusia dari kematian untuk menghadapi pengadilan Allah, dan inilah yang dinamakan sebagai Hari Kiamat (Hari Kebangkitan). Sebagai catatan, sebenarnya menurut Al Qur’an ada urutan kejadian berkenaan dengan hari akhir yang diawali dengan hancurnya alam semesta dan berakhirnya kehidupan dunia ini (dalam Al Qur’an salah satunya merujuk pada kata “as-saa’ah” atau Waktu dimulainya kehidupan akhirat yang ditandai dengan ditiupnya terompet untuk yang pertama kalinya) yang diikuti dengan dibangkitkannya dan dikumpulkannya manusia dari kematian (dalam Al Qur’an dikatakan dengan istilah “al-qiyaamah” atau hari Kiamat yang ditandai dengan ditiupnya terompet untuk yang kedua kalinya)  untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya selama di dunia (salah satu istilah yang dipakai di Al Qur’an “yaumul fashl” atau hari penentuan).  Wallaahu a’lam bish shawab.

Sumber: http://alisaid.wordpress.com/2007/10/04/seberapa-besar-torompet-yang-akan-ditiup-malaikat-israfil/

Cara Memasang AL-QUR'AN Online untuk Di Blog

AL-QUR'AN Online untuk blog

 

Anda Dapat memutar dan mendengarkan ayat-ayat Suci AL-QUR'AN Beserta terjemahanya yang bisa di pasang Di Blog anda Masing-Masing.

Cara Memasang Al-quran online di blog anda:
Agar dapat menambah fitur Al-quran online kedalam blog anda silahkan anda mengikuti proses tahapan sebagai berikut:
1.Cukup copy paste kode html berikut ini kedalam halaman blog anda :
 <iframe src="http://m.alquran-indonesia.com/mquran/index.php/quran"style="border:0px;width:400px;height:400px" frameborder="0"></iframe>
2. Untuk mengatur tinggi halaman, cari kode : " height:400px " ganti "400px" dengan angka yang sesuai dengan kebutuhan blog anda. contoh: " 700px " (tanpa tanda kutip).
    kode keseluruhan yang dihasilkan:
 <iframe src="http://m.alquran-indonesia.com/mquran/index.php/quran"style="border:0px;width:400px;height:700px" frameborder="0"></iframe>
3. Untuk mengatur lebar halaman, cari kode : " width:400px " ganti "400px" dengan angka yang sesuai dengan kebutuhan blog anda. contoh: " 650px " (tanpa tanda kutip).
    kode keseluruhan yang dihasilkan:
 <iframe src="http://m.alquran-indonesia.com/mquran/index.php/quran"style="border:0px;width:650px;height:400px" frameborder="0"></iframe>
alquran blog
Semoga bermanfaat.

AL-QUR'AN DIGITAL

   Bulan Suci Ramadhan akan segera datang, mari kita persiapkan diri untuk menyambut datang nya bulan yang penuh berkah,penuh ampunan dan penuh ke agungan. kita semua harus memperbanyak amal soleh.
semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang beriman. amin ya raball allamin.
mari kita perbanyak membaca AL-QUR'AN.
 

Sandiwara Tarling Cirebonan ( Baridin )

 Bagi yang berminat dengerin tarling Baridin silakan download file mp3 nya di bawah ini.!

Baridin 1 Download

Baridin 2 Download

Maaf sebenarnya ada 3 file tapi yang 1 filenya lagi hilang...!!!!!!!!!

 

 

 

H Abdul Adjib, Pelopor Seni Tarling


SENI tradisional tarling (gitar suling) identik dengan Cirebon. Namun, bisa pula dikatakan tarling identik
dengan H Abdul Adjib (58). Dialah seniman yang mengangkat pamor tarling hingga bisa populer seperti sekarang.
Di tangan Abdul Adjib, tarling bukan lagi sekadar seni musik yang mengandalkan instrumen gitar dan suling, tetapi sejak tahun 1964 menjadi seni pentas yang mempunyai daya pikat luar biasa. Berbagai lapisan masyarakat senantiasa merindukan kehadiran tarling saat pesta pernikahan, khitanan, syukuran rumah baru, pesta panen padi hingga pengangkatan kepala desa.
Popularitas tarling kemudian juga mendorong munculnya grup-grup tarling sejak pertengahan 1970-an hingga sekarang dengan berbagai improvisasinya, seperti tarling dangdut, tarling jaipong dan sebagainya. Namun, di antara berbagai grup tarling yang bermunculan tersebut, “Putra Sangkala” pimpinan Abdul Adjib tetap menempati urutan teratas. Pesanan pentas tidak pernah berhenti sepanjang tahun, bahkan untuk permintaan pentas tidak bisa dilakukan dadakan namun harus pesan dan antre sekitar tujuh sampai delapan bulan sebelumnya.
Lagu-lagu tarling pun seolah tidak pernah berhenti mengalir dari tangan Abdul Adjib. Lebih dari 300 lagu tarling telah diciptakan, antara lain yang sangat populer, Penganten Baru, Sopir Inden, Tukang Cukur, Kota Cirebon dan sejumlah lagu lainnya yang direkam di piringan hitam, kaset hingga CD. “Namun, saya tidak menikmati keuntungan royalti dari popularitas lagu-lagu tersebut karena semuanya dijual putus,” keluh Adjib.
Meski tidak menikmati keuntungan royalti, namun nyatanya nama Abdul Adjib sangat melekat di kalangan masyarakat Jawa Barat, terutama yang bermukim di sekitar pesisir pantai utara Jawa (Pantura). Penampilan Abdul Adjib dan grupnya yang kini bernama “Putra Suara” memiliki daya pikat luar biasa, sehingga penonton bisa terpaku di depan panggung sepanjang malam hingga dini hari terutama jika menampilkan lakon-lakon yang sangat populer, seperti Baridin dan Martabakrun.
Di luar lakon tersebut, Abdul Adjib diakui banyak pihak memiliki keistimewaan dalam suara, improvisasi panggung dan membuat wangsalan (semacam pantun) yang diiringi musik tarling. Apa pun yang dilihat Adjib di atas panggung, bisa langsung dibuat wangsalan yang mempesona penonton mulai dari gadis remaja hingga nenek renta.
***
Sampai pertengahan tahun 1950-an, irama musik khas Cirebon yang ditambah gitar tersebut belum dinamakan tarling. Kepala RRI Cirebon saat itu, Fadjar Madrazi, menyebutnya Melodi Kota Udang untuk acara musik yang diasuhnya dengan menampilkan grup-grup musik yang sudah sangat tenar ketika itu, seperti Kelana Jaya pimpinan Jayana dan Nada Budaya pimpinan Narto serta sinden beken saat itu seperti Nyi Carini, Nyi Suteni, Nyi Tarwi dan Nyi Dariyem.
“Mungkin karena dalam perkembangannya kemudian irama musik tersebut didominasi suara gitar dan suling, masyarakat menyebutnya tarling,” kata Abdul Adjib, kelahiran Cirebon 9 Januari 1942.
Abdul Adjib yang saat itu masih berumur belasan tahun dan duduk di bangku SMP, belum berkecimpung di dunia musik tetapi lebih sering tampil di grup sandiwara Gado-gado Remaja. Kakaknya, seniman serba bisa, Askadi Sastrasuganda, memberikan polesan musik pada bakat seni Abdul Adjib. Hasil binaan ini tidak sia-sia, karena dalam Festival Tarling se-Karesidenan Cirebon tahun 1968, Abdul Adjib tampil sebagai juara pertama mengalahkan seniman tarling yang sudah sangat populer saat itu, Narto dan Jayana.
“Kemenangan ini sekaligus memunculkan gagasan saya untuk memodifikasi tarling,” kata Abdul Adjib. Di tangannya, tarling bukan lagi sekadar seni musik tetapi seni pentas yang merupakan perpaduan antara seni tari, seni musik dan seni drama.
“Perpaduan ini dimaksudkan agar tarling menjadi lebih variatif, tidak sekadar menghibur tetapi bisa memasukkan unsur pendidikan lewat drama dan musik,” kata Adjib. Karena itu beberapa lakon drama pun disusun, antara lain yang sangat populer hingga sekarang adalah Baridin, menceritakan seorang pemuda miskin yang cintanya ditolak oleh gadis cantik dari keluarga kaya-raya.
Selain membuat berbagai lakon, Abdul Adjib tak pernah kehabisan gagasan untuk terus menciptakan lagu, mulai dari kisah yang terjadi di masyarakat, kepiluan hidup, sindiran hingga lagu yang bernada jenaka.
Produktivitasnya dalam menciptakan lakon dan lagu, membuat grup tarling asuhannya sangat populer. Pesanan untuk tampil tidak pernah berhenti sepanjang tahun, bahkan pada masa jayanya sekitar tahun 1970-an sering pentas lebih dari 500 kali dalam setahun. “Kami terpaksa pontang-panting, sebagian anggota tampil dulu kemudian pindah ke tempat lain yang berdekatan,” kata Abdul Adjib.
Selain sibuk pentas mulai dari Banten hingga Pekalongan, Jawa Tengah, Adjib harus pandai mengatur waktu untuk rekaman di Jakarta. Hingga kini puluhan piringan hitam, kaset hingga CD lagu-lagu tarling sudah dihasilkan Adjib bersama sinden andalan sekaligus istrinya, Uun Kurniasih.
***
DI masa tuanya kini, Adjib lebih banyak memberikan ceramah keagamaan di berbagai majelis taklim. Undangan untuk memberikan ceramah tak henti-hentinya mengalir dari satu kota ke kota lain, terutama di Jawa Barat.
Meski demikian, permintaan untuk bermain tarling tetap dia layani. “Bagaimanapun tarling sudah menjadi bagian dan ladang hidup saya,” ujar pensiunan pegawai negeri sipil di lingkungan Pemda Kotamadya Cirebon ini.
Obsesi sekaligus usaha yang sedang dirintisnya saat ini adalah berupaya menempatkan tarling agar bisa sejajar dengan bentuk kesenian daerah lain, seperti lenong Betawi dan ludruk Jawa Timur. Karena itu Adjib sedang berupaya keras mencari tempat pementasan yang permanen di Jakarta seperti Srimulat yang pernah manggung di Taman Ria Jakarta.
Adjib merasa yakin, di Jakarta tarling akan mampu bersaing dengan seni pertunjukan lain dan tidak akan kehilangan peminat. Selain banyaknya warga Cirebon dan Indramayu yang bermigrasi ke Ibu Kota, pementasan tarling lebih atraktif dan variatif karena merupakan paduan dari seni musik, tari dan drama.
“Salah satu hal yang masih menjadi kendala antara lain soal bahasa. Kalau mau ditonton masyarakat lain di luar subetnis Cirebon, maka tarling harus mau menggunakan bahasa Indonesia seperti halnya ludruk dan Srimulat,” kata Adjib.
Namun, di tengah upaya Adjib mengembangkan seni tarling ke berbagai daerah termasuk Jakarta, seniman-seniman tarling yang baru muncul justru sering mengeluh karena merasa terdesak. Dalam beberapa kali penampilan tarling, sinden dan pemain drama yang belum tersohor justru sering dipaksa penonton mempersingkat jalan cerita, atau tarling ditampilkan tengah malam setelah lagu-lagu dangdut. Bahkan ketika cerita sudah mulai berjalan, kalangan muda yang menyaksikan pementasan sambil menenggak minuman beralkohol sering memaksa untuk melantunkan lagu-lagu berirama dangdut.
“Pernah ada yang menolak, penonton lalu melempari pemain tarling,” keluh Adjib dengan nada prihatin. Tidak mengherankan jika kemudian di beberepa daerah, aparat pemerintah melarang atraksi hiburan termasuk tarling pada malam hari, dengan alasan sering menimbulkan keributan massa penonton. Tarling sering jadi kambing hitam terjadinya keributan.
“Ini tudingan yang menyakitkan, tetapi sekaligus tantangan bagi seniman tarling untuk lebih kreatif agar bisa lebih banyak menarik minat penonton,” kata Abdul Adjib.

sumber: fb tarling cirebon-dermayon

SDN 2 PASURUAN ( Sekolah Kebanggaan Warga Desa Pasuruan)



              Sekolah Dasar Negeri Pasuruan ( 2 ) adalah sekolah kebanggaan setiap warga desa pasuruan
tak jarang setiap orang tua menyekolahkan anak-2 nya supaya bisa masuk ke sekolah SD Negeri-
Pasuruan ( 2 ). di sinilah para Guru membimbing anak-anak muridnya dengan penuh keihklasan dan penuh kesabaran, mengajarkan tentang ilmu pengetahuan, ilmu agama, dan banyak lagi ilmu yg di ajarkan, dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu.